Monday, 26 September 2016

koleksi photo








Sosialisasi UT bersama KJRI JOHOR di Senai
PPIM mengajar English Convertation
beberapa kegiatan ekstrakulikuler UT PEDULI
diskusi UT mengajar di SIJB

Thursday, 18 August 2016

Semangat mengikuti upacara bendera


Peringatan HUT RI adalah moment yang selalu dinantikan oleh setiap warga Indonesia,Apalagi WNI yang berada di Luar Negeri.
untuk kedua kalinya saya berkesempatan mengikuti acara pengibaran Bendera Merah Putih seakan memberikan sebuah kesan tersendiri yang sulit didiskripsikan dengan kalimat.
Betapa indahnya melihat sang saka merah putih dibentangkan dan dinaikkan oleh pasukan PASKIBRA yang kebetulan adalah teman teman pekerja dan  Mahasiswa di UNIVERSITAS TERBUKA POKJAR JOHOR.
Dua jam lebih jauhnya perjalanan menuju KJRI Johor Bahru bersama empat teman-teman Mahasiswa yang bekerja di PARIT RAJA,BATU PAHAT kami lalui.
untuk bisa hadir tepat pada pukul 7.30 kami berangkat sebelum waktu subuh.saya ikut merasakan semangat dari teman-teman lainnya bahkan dari salah satu teman ada yang pulang kerja jam 5.00 pagi begitu keluar kerja langsung mempersiapkan diri untuk berangkat mengikuti upacara bendera yang sekali setahun diadakan.
ditengah perjalanan tidak lupa kami sempatkan waktu untuk sholat subuh sebelum melanjutkan perjalan ke KJRI JOHOR BAHRU,tepat jam 7.30 kendaraan yang membawa kami sampai di KJRI JIHOR BAHRU,terlihat panitia peringatan HUT RI KE-71 sudah mempersiapkan segala sesuatunya, dan kami juga melihat  WNI sudah mulai berdatangan untuk mengikuti acara HUT RI.
perjalanan kami yang jauh seakan terbayar ketika bisa melihat bendera merah putih berkibar seakan mengibarkan jiwa  kami yang jauh dari keluarga dan tanah air untuk tetap cinta kepada bangsa dan negara.
Hal lain yang selalu menjadi perhatian adalah sekumpulan anak-anak Sekolah Indonesia Johor Bahru yang semangat mengikuti upacara bendera tidak kalah semangatnya dengan kami. Terdetik di hati semoga mereka anak anak Indonesia yang berada di Malaysia memiliki jiwa jiwa patriotik dan cinta akan Tanah Air terukir di jiwa mereka walaupun lahir dan jauh dari tanah air.
kerinduan suasana menyambut HUT RI di Tanah Air terobati juga dengan kehadiran berbagai jualan cenderahati dan makanan daerah,tidak lupa juga semua yang hadir diberikan makanan gratis dan KJRI Johor Bahru juga mengadakan berbagai hiburan bagi WNI seperti perlombaan yang menjadikan suasana semakin meriah.

Apa yang bisa saya sampaikan di sini adalah semangat NASIONALISNE para TKI di Malaysia luar biasa sekali walaupun tidak jarang juga terdengar kabar tidak enak tentang TKI di Malaysia. saya yakin jika para TKI terus dibekali dengan pendidikan maka kabar buruk tentang perTKIan di Malaysia bisa dikurangi.
Maka sangat tepatlah langkah KJRI JOHOR BAHRU bersama Pemerintah mengusahakan dan mempasilitasi pendidikan bagi WNI di Malaysia.
Sekarang sudah ada SIJB (SEKOLAH INDONESIA JOHOR BAHRU) dan juga mempasilitasi UNIVERSITAS TERBUKA untuk menigkatkan pendidikan anak-anak Indonesia dan para TKI serta seluruh WNI di Malaysia.
Semoga Indonesia menjadi Negara yang JAYA dan melahirkan pemimpin-pemimpin yang ikhlas mengemban Amanah.



Friday, 19 February 2016

Tidak semua punya selera sama

memasak ubi kayu sama kulitnya

Dalam kehidupan perbedaan itu adalah LUMRAH dan harus ada,saya ambil contoh kesukaan saya mencoba sebuah perbedaan cara memasak dan menikmati enaknya ubi kayu,, ada yang menikmati ubi kayu dengan membakarnya, ada juga yang memasaknya, dan tidak kurang juga mengolahnya menjadi tepung ubi sebelum dinikmati, itulah sebuah contoh akan perbedaan yang harus kita akui keberadaannya dalam kehidupan.

demikian juga dalam keyakinan saya yang beragama islam, di mana akhir -akhir ini sudah hadir beberapa aliran dan fahaman yang terkadang membuat keretakan sosial dalam hubungan sesama agama dimana hadirnya fahaman baru seakan menjadi lahan baru untuk saling menghuna dan mencela.apalagi didalangi oleh oknum-oknum yang sengaja membesarkan perbedaan-perbedaan untuk tujuan tertentu yang tersembunyi untuk membuat keretakan sosial dan khususnya beragama.

langkah dan cara saya serta bentuk dari ketidakmahuan saya terjebak dari berbagai fahaman adalah " menikmati yang ku suka dan kubutuhkan" sebagai contoh adalah menikmati ubi dengan cara saya dan selera saya juga. jika ada yang menghina cara saya memasak ubi dan menikmati ubi karena kebiasaan lain pada cara orang yang menikmati ubi itu adalah wajar. ada yang suka dibakar, ada yang suka di rebus, ada yang suka ubi setelah dijadikan tepung, semuanya punya cara tersendiri, yang tidak betul adalah cara memperoleh ubi itu .adakah dengan cara di curi, di tanam sendiri, di beli dan apakah diminta atau dikasih orang,
bagi saya zaman sekarang adalah zaman memperthankan diri dengan keyakinan baik terhadap kehidupan sosiaL dan juga kehidupan beragama, kalimah LAKUM DINUKUM WALIYADIIN sangat baik untuk dikaji maknanya di zaman sekarang ini.
ditambah lagi dengan kalimat KU AMFUSAKUM WA AHLIKUM NARO sudah cukup membentengi diri dari berbagai fahaman yang penuh kesimpangsiuran.

sudah tidak zamannya lagi berdaqwah, sudah tidak zamannya lagi berhujah, sudah tidak zamannya lagi menyebarkan keyakinan, semua sudah tahu, semua sudah pandai, semua sudah berilmu, maka hal terbaik sekaang ini adalah LAKUKAN YANG MENURUTMU BAIK DAN JANGAN MERUGIKAN ORANG LAIN,,
seperti halnya juga menikmati enaknya ubi kayu, silahkan mau di rebus bagus, mau di bakar enak, mau di buat tepung gak salah, yang harus diperhatikan adalah jangan sampai memudaratkan diri dan orang lain hanya karena ubi kayu, 
nikmatilah keenakan ubi sesuai selera kita.