Friday 19 February 2016

Tidak semua punya selera sama

memasak ubi kayu sama kulitnya

Dalam kehidupan perbedaan itu adalah LUMRAH dan harus ada,saya ambil contoh kesukaan saya mencoba sebuah perbedaan cara memasak dan menikmati enaknya ubi kayu,, ada yang menikmati ubi kayu dengan membakarnya, ada juga yang memasaknya, dan tidak kurang juga mengolahnya menjadi tepung ubi sebelum dinikmati, itulah sebuah contoh akan perbedaan yang harus kita akui keberadaannya dalam kehidupan.

demikian juga dalam keyakinan saya yang beragama islam, di mana akhir -akhir ini sudah hadir beberapa aliran dan fahaman yang terkadang membuat keretakan sosial dalam hubungan sesama agama dimana hadirnya fahaman baru seakan menjadi lahan baru untuk saling menghuna dan mencela.apalagi didalangi oleh oknum-oknum yang sengaja membesarkan perbedaan-perbedaan untuk tujuan tertentu yang tersembunyi untuk membuat keretakan sosial dan khususnya beragama.

langkah dan cara saya serta bentuk dari ketidakmahuan saya terjebak dari berbagai fahaman adalah " menikmati yang ku suka dan kubutuhkan" sebagai contoh adalah menikmati ubi dengan cara saya dan selera saya juga. jika ada yang menghina cara saya memasak ubi dan menikmati ubi karena kebiasaan lain pada cara orang yang menikmati ubi itu adalah wajar. ada yang suka dibakar, ada yang suka di rebus, ada yang suka ubi setelah dijadikan tepung, semuanya punya cara tersendiri, yang tidak betul adalah cara memperoleh ubi itu .adakah dengan cara di curi, di tanam sendiri, di beli dan apakah diminta atau dikasih orang,
bagi saya zaman sekarang adalah zaman memperthankan diri dengan keyakinan baik terhadap kehidupan sosiaL dan juga kehidupan beragama, kalimah LAKUM DINUKUM WALIYADIIN sangat baik untuk dikaji maknanya di zaman sekarang ini.
ditambah lagi dengan kalimat KU AMFUSAKUM WA AHLIKUM NARO sudah cukup membentengi diri dari berbagai fahaman yang penuh kesimpangsiuran.

sudah tidak zamannya lagi berdaqwah, sudah tidak zamannya lagi berhujah, sudah tidak zamannya lagi menyebarkan keyakinan, semua sudah tahu, semua sudah pandai, semua sudah berilmu, maka hal terbaik sekaang ini adalah LAKUKAN YANG MENURUTMU BAIK DAN JANGAN MERUGIKAN ORANG LAIN,,
seperti halnya juga menikmati enaknya ubi kayu, silahkan mau di rebus bagus, mau di bakar enak, mau di buat tepung gak salah, yang harus diperhatikan adalah jangan sampai memudaratkan diri dan orang lain hanya karena ubi kayu, 
nikmatilah keenakan ubi sesuai selera kita.